Minggu, 23 Maret 2014

Test Page

Wilfrida Soik tampak berusaha tegar menghadapi rangkaian persidangan yang harus ia lanjutkan untuk menyelamatkan nyawanya dari hukum gantung.
Mata Wilfrida nampak berkaca-kaca ketika duduk di kursi persidangan, menunggu masuk kursi terdakwa di Mahkamah Tinggi Pengadilan Kota Bharu, Kelantan, Malaysia, Minggu (23/3/2014).

Namun sesekali senyum juga ditampakkan Wilfrida meski tangannya terborgol. Mulutnya terus merapal doa-doa agar dirinya bisa bebas dari hukuman mati.

"Tadi sebelum persidangan ngobrol sama mama, kakak, dan mama angkat," kata Walfrida yang mengenakan kaos abu-abu ini.

Walfrida menjelaskan, dirinya menelpon keluarganya di Belu, NTT, memastikan bahwa mereka sehat semua. "Mereka minta sabar, berdoa," ucapnya.

Walfrida yang menyatakan namanya bukan Wilfrida ini, seperti yang biasa disebut, mengisi aktivitas sehari-hari di penjara dengan kursus menjahit. Selain itu, dia juga tak melupakan kebersihan kamar berjeruji besinya yang berada di salah satu blok berisi 40 orang.

"Disuruh kursus jahit. Saya juga bersih-bersih bilik," ucapnya.

template responsive

Wilfrida Soik tampak berusaha tegar menghadapi rangkaian persidangan yang harus ia lanjutkan untuk menyelamatkan nyawanya dari hukum gantung.
Mata Wilfrida nampak berkaca-kaca ketika duduk di kursi persidangan, menunggu masuk kursi terdakwa di Mahkamah Tinggi Pengadilan Kota Bharu, Kelantan, Malaysia, Minggu (23/3/2014).

Namun sesekali senyum juga ditampakkan Wilfrida meski tangannya terborgol. Mulutnya terus merapal doa-doa agar dirinya bisa bebas dari hukuman mati.

"Tadi sebelum persidangan ngobrol sama mama, kakak, dan mama angkat," kata Walfrida yang mengenakan kaos abu-abu ini.

Walfrida menjelaskan, dirinya menelpon keluarganya di Belu, NTT, memastikan bahwa mereka sehat semua. "Mereka minta sabar, berdoa," ucapnya.

Walfrida yang menyatakan namanya bukan Wilfrida ini, seperti yang biasa disebut, mengisi aktivitas sehari-hari di penjara dengan kursus menjahit. Selain itu, dia juga tak melupakan kebersihan kamar berjeruji besinya yang berada di salah satu blok berisi 40 orang.

"Disuruh kursus jahit. Saya juga bersih-bersih bilik," ucapnya.



test template responsive

Wilfrida Soik tampak berusaha tegar menghadapi rangkaian persidangan yang harus ia lanjutkan untuk menyelamatkan nyawanya dari hukum gantung.
Mata Wilfrida nampak berkaca-kaca ketika duduk di kursi persidangan, menunggu masuk kursi terdakwa di Mahkamah Tinggi Pengadilan Kota Bharu, Kelantan, Malaysia, Minggu (23/3/2014).

Namun sesekali senyum juga ditampakkan Wilfrida meski tangannya terborgol. Mulutnya terus merapal doa-doa agar dirinya bisa bebas dari hukuman mati.

"Tadi sebelum persidangan ngobrol sama mama, kakak, dan mama angkat," kata Walfrida yang mengenakan kaos abu-abu ini.

Walfrida menjelaskan, dirinya menelpon keluarganya di Belu, NTT, memastikan bahwa mereka sehat semua. "Mereka minta sabar, berdoa," ucapnya.

Walfrida yang menyatakan namanya bukan Wilfrida ini, seperti yang biasa disebut, mengisi aktivitas sehari-hari di penjara dengan kursus menjahit. Selain itu, dia juga tak melupakan kebersihan kamar berjeruji besinya yang berada di salah satu blok berisi 40 orang.

"Disuruh kursus jahit. Saya juga bersih-bersih bilik," ucapnya.